Jumat, 21 Mei 2010
cerita cinta yang nggak pernah habis untuk di paparkan
MAKNA SEBUAH CINTA
“Beneran yu ? nama nya siapa ? mau, mau, mau. Kenalin dunk” ucapku via SMS pada yuni. Yuni adalah teman satu kampusku, walau beda jurusan aku dekat dengannya. Awal perkenalanku dengan fa dari sahabatku yang juga teman fa, yuni. Supel, ramah, ulet itu kesan pertama yang aku dapat dari dia. Fa merupakan cowok yang kesekian kali nya di kenalkan tapi nggak ada satu pun yang berhasil malah kebanyakan kabur sebelum aku mengenalnya lebih jauh. Ya moga ini menjadi awal yang lebih baik.
Hmm… aku widi mahasiswi semester VI di salah satu universitas negeri di medan. Menurut orang disekitarku, aku manis, supel, bukan narsis tapi memang itu kata mereka. Dan yang buat aku heran, sampai hari ini aku belum punya pendamping, istilahnya pacar atau cowok. Apa aku begitu nggak menariknya dimata mereka ?. aku nggak tau apapun pikiran mereka, yang pasti aku nyaman dengan keadaanku sekarang. Bebas kemana aja tanpa ada sebuah kata yang sering di ucapkan teman-temanku “ aduh, aku nggak bisa. Belum bilang pacar”. ckckckckkckckckc…Capek deh!!.
Hari-hari selanjutnya, berjalan lancar. Hubungan komunikasi antara aku dan fa tetap terjaga. Walau dia ada di luar kota mengikuti pelatihan. Sabtu dan minggu dia balik ke medan tapi aku nggak ada niat untuk ketemu langsung, aku nggak mau kecewa dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya, karena pengalaman itu begitu menyakitkan dan hanya kecewa yang ku rasakan. Telpon dan SMS adalah cara terbaik buat pendekatanku dengan fa.
“ Kamu terlalu pemilih widi “ ucap teman-temanku. Ya ada benarnya juga, aku nggak mau main-main untuk urusan yang satu ini. Karena ini menyangkut masa depanku. Kalau di bilang terlalu itu sih nggak benar, gimana mau milih ? yang datang untuk di pilih aja nggak ada. Huh, hidup yang ku jalani terlalu rumit buat mereka pahami.
Tapi nggak selama nya aku happy, dengan sebutan joti “jomblo sejati”, kadang ada rasa iri dalam hati melihat teman-teman dekatku dengan pacarnya. Fitri, biar pacarnya jauh tapi tetap telponan tiap hari, novi juga tiap sabtu pasti mudik cuma buat jalan dengan pacarnya, indah kemarin baru putus tapi langsung dapat gandengan baru. Lah aku gimana ? tetap seperti ini.
Ternyata hubungan dengan fa nggak berlangsung lama, saat dia bertugas keluar negeri hubungan “pertemanan”aku berakhir. Tuh kan ? nggak bisa berlanjut, tapi kali ini aku bener-bener sayang sama dia. Awal nya aku kira ini hanya perasaan simpati, lama-lama jadi ke hati.
Di lain hal, aku juga sadar bahwa temanku yang mengenalkan fa ke aku juga ada rasa ke dia. Aku nggak mau kalau dapat julukan “ pagar makan tanaman” melekat ke diriku, mending jadi Joti deh.
Nggak terasa hampir 6 bulan tanpa kabar darinya. Kebetulan atau tidak aku dapat ID YM nya. Aku senang banget, seperti menang undian sebuah rumah mewah. Wow…., berlanjut lagi komunikasi, disatu sisi aku senang, disisi lain aku tersiksa. Tersiksa karena harus menutupi rasa ini, rasa yang harus ku buang. Aku nggak mau kalau sampai fa tau dan jika dia nggak ada rasa sama aku kan artinya aku sudah merusak pertemanan ini.
” Masih betah widi dengan dunia maya mu ? kapan sih kamu punya pacar dari dunia nyata? ” itu kata-kata fitri yang selalu terngiang di kepalaku.
Fitri, tau kah dirimu ? betapa ingin aku punya pacar, tempat aku berbagi, tempat buat bermanja, seseorang yang bisa menuntunku kearah yang lebih baik. Tapi aku nggak tau kapan semua ini akan terwujud. Aku hanya berharap keajaiban itu akan muncul. Besok, lusa, minggu depan, atau … entah lah.
Dan betapa leganya aku ketika tau bahwa antara fa dan yuni temanku nggak ada apa-apa, hanya hubungan pertemanan. Bersemi lagi nih tampaknya. Tapi fa sendiri adem ayem aja nggak ada pembicaraan yang agak serius. Aku jadi ragu buat menanam pohon harapan itu.
Aku berada dalam kebimbangan, rasa di hati semakin kuat mengakar, dan semakin ingin ku mengenalnya lebih jauh. Penasaran dengan semua yang terjadi pada diriku.
Cinta, taukah kau ?
Layaknya seorang pelari yang baru menyelesaikan ribuan meter,ketika kau bertemu dengannya.
Serasa ribuan watt listrik menyengat kulitmu, ketika kau bersentuhan dengannya,
Bagaikan melayang di udara, ketika ingin menyapanya.
Tapi taukah kau?
Apa yang kau rasakan ketika cinta itu hadir hanya dari satu sisi ?
Saat aku di beri sebuah pertanyaan itu, aku akan tersenyum dan berkata “ Aku bahagia ketika jatuh cinta dan aku juga bahagia ketika orang yang aku cinta bahagia walau kebahagiaannya bukan denganku. Aku nggak akan membencinya, justru aku ingin berterimakasih kepadanya. Jatuh cinta membuatku lebih peduli dengan diri sendiri, memperhatikan setiap detail yang ada di sekitarku karena aku ingin sempurna di hadapannya “.
Walau aku nggak tau gimana kelanjutan hubunganku dengan fa, tapi aku pasti akan selalu ada untuknya, mendengar segala keceriaannya, keluh kesahnya karena aku sayang padanya.
Ada yang mesti ku simpan
Ada yang perlu ku tulis tentang lorong sempit menuju rumahmu.
Juga bahagia hati yang berbaur dengan sepi
Sayang kau tak ku temukan disana
Ada yang perlu ku tulis
Tentang suasana hati yang aku rasakan
Pada pagi, pada siang dan juga malam
Maaf, jika aku berkata..
Kesederhanaan yang menghimpit hidupmu,
Membuatku tegar, membuatku semakin berani
Menyapa dan mengukir namamu
Pada setiap sudut
Pada setiap waktu
Yang bakal ku jelang
( medan, 2010 )
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
aq gag bs membedakan, apakah ini hany sebuah fiksi belaka atau curahat hati.
BalasHapusyang pasti ny, sangat tipis perbadaan itu.
apakah cinta itu harus dreal kan ?